Merekam Sejarah Jalan Bangsa Dalam Panel Komik

MEMINJAM mata batin Waluyo, manula kelahiran Tingal, satu tokoh di dalam seri komik Tiga Manula ini, maka saat memandang jalur Pantura, kependekan dari Pantai Utara, saya melihat pemandangan bukan semata debu aspal dan kemacetannya, tetapi menerobos jauh melintasi waktu, ke masa lebih dari 200 tahun yang lalu, ketika Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jenderal Hindia-Belanda membuat proyek jalan untuk menghubungkan Anyer, Banten hingga Panarukan, Jawa Timur hingga mengorbankan 12.000 tenaga kerja pribumi. Inilah jalan yang mengubah nasib bangsa. Sebagai jalan untuk memudahkan perpindahan logistik perang, Daendels memfungsikan jalur itu pertama-tama untuk keperluan mempertahankan wilayah jajahan militer dan jasa pos Belanda. Pembangunan jalan yang ambisius dikerjakan mulai tahun 1809 dan selesai tahun 1810.

Pramoedya Ananta Toer pernah mengisahkan dalam film Grote Postweg (Jalan Raya Pos) bahwa jalan di sisi utara Jawa ini dari Anyer di ujung barat sampai Panarukan di ujung Timur mencapai kurang lebih 1.000 km, terpanjang di dunia saat itu.



Studi-studi sosiologi, khususnya yang berparadigma kemajuan, selalu mengangkat persoalan jalan sebagai infrastruktur penting menuju modernisasi. Maka, jalan Grote Postweg atau jalan Daendels, atau yang hari ini kita kenal dengan nama jalan Pantura merekam catatan sejarah penting bagaimana Indonesia mengenal modernisasi dari jarak angka tahun 1810 sampai tahun ini. Nilai ekonomis dari daerah yang dilalui pun meningkat. Kota-kota yang dilewati menjadi sentra-sentra ekonomi dan politik yang tidak bisa diabaikan. Saya pikir tidak ada jalan di Indonesia yang lebih penting untuk dikupas persoalan sejarahnya dan implikasi sosio-ekonomisnya daripada jalan Pantura ini sendiri. Ketika ramai dibicarakan mengenai Trans Jawa, langsung berkelebat di kepala saya nasib jalan seperti Route 66 di Amerika Serikat yang merentang dari Chicago ke Los Angeles sepanjang 2,400 mil. Jalan yang dibangun 1926 dan diabaikan pada 1945 sama-sama merekam "national heritage" sebuah bangsa. Ketika jalan itu ditutup, seketika itu juga terjadi "kiamat kecil" bagi kota-kota yang dilaluinya. Kebangkrutan.

Komik "Tiga Manula Jalan-Jalan ke Pantura"
karya Benny Rachmadi, KPG 2012
Lepas dari itu, memang banyak dari kita yang mengalami suka-duka perjalanan "mudik" menjelang Hari Raya di jalan Pantura. Potongan kisah yang beraneka itu, bila dikumpulkan barangkali dapat menjadi sebuah buku travel yang luar biasa tebalnya. Dari kacamata demikian inilah saya menilai apa yang dilakukan Benny Rachmadi dengan memuat kisah perjalanan Liem, Sanip, Waluyo sepanjang jalur Pantura adalah upaya merekam "warisan nasional" dalam bentuk buku komik. Tujuan akhir ke Tingal bukanlah hal yang utama, tetapi proses perjalanan itu sendiri yang penting. Ia bukan hanya mencatat lokasi sepanjang jalan Pantura, tetapi juga manusia-manusia yang hidup di jalan tersebut, mitologi yang diwakili kisah hantu, serta tujuan wisata dan kuliner, menjadikan buku komik ini dapat disebandingkan dengan jenis tulisan perjalanan (travel writing) yang sedang naik daun.

Jelas di mata saya, Benny Rachmadi bukan sedang bermanis-manis mengenang jalan yang secara kasat mata penuh lubang, berdebu, namun eksotis itu, tetapi ia sedang melakukan rekam jejak bersejarah -- membuat peninggalan penting bagi kita, sekali waktu nanti jalan Pantai Utara ini digantikan oleh Trans Jawa. Kelak bila waktunya tiba, banyak dari kita akan berterima kasih pada upaya cerdas ini, yang sama sekali tak membuat kening kita berkerut-kerut, tetapi akan tertawa terbahak-bahak bagaimana sebuah bangsa bisa memiliki warisan nasional yang demikian.

Detil Buku
Tiga Manula Jalan-jalan ke Pantura
Karya Benny Rachmadi
Terbit November 2012 oleh Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
Binding: Paperback
ISBN: 9789799105073
Tebal: 104 halaman
Rating: 4/5

4 balasan:

Belajar Gitar mengatakan...

harganya berapa yaa?

Unknown mengatakan...

Coba cek ke gramedia shop/online.

sinta mengatakan...

Toko buku gramedia lengkap

zaskia mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

Posting Komentar

 
Konten blog Fans Berat Buku bersifat personal.
Template Blogger Theme dari BloggerThemes Desain oleh WPThemesCreator