Mangir
Karya Pramoedya Ananta Toer
Terbit 2000 oleh Kepustakaan Populer Gramedia bekerjasama dengan Yayasan Adikarya IKAPI dan the Ford Foundation | Binding Paperback | ISBN 9799023408 (isbn13: 9789799023407) | Halaman 114 | Karakter Pambayun, Wanabaya, Baru Klinting, Senapati | Setting Indonesia
- Fiat veritas, pereat vita.
“Let the truth be done, and let life perish." - demikian bunyi motto yang dielu-elukan oleh sejarah.
Menyitir Nietzsche dalam On the Use and Abuse of History for Life, sejarah adalah milik mereka yang memiliki "kuasa". Mereka yang "tak berkuasa (unpower)" tidak akan pernah mendapatkan porsinya untuk ditulis dalam kitab-kitab ataupun monumen-monumen sejarah.
Kepada mereka yang tak memiliki "kuasa" inilah, Mangir karya Pramoedya Ananta Toer diperuntukkan. Sebuah cerita yang berbeda dengan cerita mainstream yang ditulis oleh pihak kerajaan, sebuah cerita yang diambil dari sudut pandang mereka yang "telah dikalahkan".
Sudah barang tentu, membaca Mangir dalam bentuk naskah drama ini merupakan suatu hal yang langka. Langka karena baru dalam karya ini, kita disodorkan bentuk kreativitas PAT yang lain, yang melulu kita ingat hanya menulis prosa sejarah. Namun kelangkaan itu tidak mengurangi kekhasan tulisan PAT yang berani mengambil sikap dan berani.
Cerita ini juga merefleksikan tentang kisahan mengenai suksesi kepemimpinan, yang bila ditarik dalam rentang hingga hari ini menjadikan bangsa ini sebagai bangsa yang tidak pernah belajar sejarah, tidak pernah betul-betul memikirkan model suksesi kepemimpinan yang tidak harus mengorbankan rakyatnya.
2024#6: Misteri Sumur Anjing Gila
2 hari yang lalu
0 balasan:
Posting Komentar